Jumat, 28 Juni 2024

Laporan Praktikum Tempe

 I.  Judul Percobaan               : Tempe

II. Tujuan Percobaan           :  Untuk mengetahui dan mempraktekkan cara pembuatan   tempe.

 

III. Landasan Teori

Kacang-kacangan dan biji-bijian seperti kacang kedelai, kacang tanah, biji kecipir, koro, kelapa dan lain-lain merupakan bahan pangan sumber protein dan lemak nabati yang sangat penting peranannya dalam kehidupan. Asam amino yang terkandung dalam proteinnya tidak selengkap protein hewani, namun penambahan bahan lain seperti wijen, jagung atau menir adalah sangat baik untuk menjaga keseimbangan asam amino tersebut. Kacang-kacangan dan umbi-umbian cepat sekali terkena jamur (aflatoksin) sehingga mudah menjadi layu dan busuk. Untuk mengatasi masalah ini, bahan tersebut perlu diawetkan. Hasil olahannya dapat berupa makanan seperti keripik, tahu dan tempe, serta minuman seperti bubuk dan susu kedelai. Kedelai mengandung protein 35 % bahkan pada varitas unggul kadar proteinnya dapat mencapai 40 - 43 %. Dibandingkan dengan beras, jagung, tepung singkong, kacang hijau, daging, ikan segar, dan telur ayam, kedelai mempunyai kandungan protein yang lebih tinggi, hampir menyamai kadar protein susu skim kering.

Bila seseorang tidak boleh atau tidak dapat makan daging atau sumber protein hewani lainnya, kebutuhan protein sebesar 55 gram per hari dapat dipenuhi dengan makanan yang berasal dari 157,14 gram kedelai. Kedelai dapat diolah menjadi: tempe, keripik tempe, tahu, kecap, susu, dan lain-lainnya. Proses pengolahan kedelai menjadi berbagai makanan pada umumnya merupakan proses yang sederhana, dan peralatan yang digunakan cukup dengan alat-alat yang biasa dipakai di rumah tangga, kecuali mesin pengupas, penggiling, dan cetakan.

Kandungan Gizi Tempe

No

Komponen

Kadar (%)

1

Protein

35-45

2

Lemak

18-32

3

Karbohidrat

12-30

4

Air

7

Perbandingan Antara Kadar Protein Kedelai Dengan Beberapa Bahan

No

Bahan Makanan

Kadar Protein(%)

1

Tempe

35-45

2

Susu skim kering

36

3

Kacang hijau

22

4

Daging

19

5

Ikan segar

17

6

Telur ayam

13

7

Jagung

9,2

8

Beras

6,8

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Pembuatan tempe secara tradisional biasanya menggunakan tepung tempe yang dikeringkan di bawah sinar matahari. Sekarang pembuatan tempe ada juga yang menggunakan ragi tempe, Inokulum rhizopus sp. yang berwarna putih kapas.
Tempe adalah makanan hasil fermentasi antara kedelai dengan jamur Rhizopus oligosporus. Ragi ini pula yang membuat rasa tempe dari berbagai daerah berbeda. Contohnya di Solo jamurnya adalah R. oryzae dan R. stolonifer, di Jakarta Mucor javanicus, Trichosporum pullulans dan Fusarium sp..  Sepotong tempe mengandung berbagai unsur bermanfaat, seperti karbohidrat, lemak, protein, serat, vitamin, enzim, daidzein, genisten, serta komponen antibakteri bermanfaat untuk kesehatan. Rasanya yang lezat, harganya murah dan mudah didapat.

Tempe sangat baik untuk diberikan kepada segala kelompok umur (dari bayi hingga lansia) oleh karena itu tempe adalah makanan untuk semua umur. Tempe sering dijumpai di rumah maupun di warung-warung, sebagai lauk dan pelengkap hidangan ternyata tempe memiliki kandungan dan nilai cerna yang lebih baik dibandingkan dengan kedelai. Pada tempe terjadi peningkatan nilai gizi kurang lebih 2 kali lipat setelah kedelai difermentasi menjadi tempe, seperti kadar vitamin B2, vitamin B12, niasin, dan asam pantorenat. Bahkan hasil analisis, gizi tempe menunjukkan kandungan niasin sebesar 1.13 mg/100 gram berat tempe yang dapat dimakan.Karena kadar niasin pada kedelai hanya berkisar 0,58 mg, tempe, dapat dikonsumsi dalam tiga bentuk utama.

Jenis tempe sebenarnya sangat beragam, bergantung pada bahan dasarnya, namun yang paling luas penyebarannya adalah tempe kedelai.Tempe mempunyai nilai gizi yang baik. Di samping itu tempe mempunyai beberapa khasiat, seperti dapat mencegah dan mengendalikan diare, mempercepat proses penyembuhan duodenitis, memperlancar pencernaan, dapat menurunkan kadar kolesterol, dapat mengurangi toksisitas, mencegah anemia, menghambat penuaan, serta mampu menghambat resiko jantung koroner, penyakit gula, dan kanker.

 

Rhizopus oryzae

Rhizopus oryzae yang dikenal sebagai jamur tempe, merupakan jamur yang berpotensi dalam pembuatan tempe. Jamur ini diketahui mampu menghasilkan asam laktat, protease, dan lipase. Jamur ini digunakan untuk pembuatan tempe pada langkah inokulasi. Inokulasi dilakukan dengan penambahan inokulum, yaitu ragi tempe. Inokulum dapat berupa kapang yang tumbuh dan dikeringkan pada daun waru atau daun jati, spora kapang tempe dalam medium tepung, atau kulturisasi jamur ini. Inokulasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu (1) penebaran inokulum pada permukaan kacang kedelai yang sudah dingin dan dikeringkan, lalu dicampur merata sebelum pembungkusan, atau (2) inokulum dapat dicampurkan langsung pada saat perendaman.

 

Fermentasi

Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan anaerobik (tanpa oksigen). Secara umum, fermentasi adalah salah satu bentuk respirasi anaerobik, akan tetapi, terdapat definisi yang lebih jelas yang mendefinisikan fermentasi sebagai respirasi dalam lingkungan anaerobik dengan tanpa akseptor elektron eksternal. Gula adalah bahan yang umum dalam fermentasi. Beberapa contoh hasil fermentasi adalah etanol, asam laktat, dan hidrogen. Akan tetapi beberapa komponen lain dapat juga dihasilkan dari fermentasi seperti asam butirat dan aseton. Ragi dikenal sebagai bahan yang umum digunakan dalam fermentasi untuk menghasilkan etanol dalam bir, anggur dan minuman beralkohol lainnya. Respirasi anaerobik dalam otot mamalia selama kerja yang keras (yang tidak memiliki akseptor elektron eksternal), dapat dikategorikan sebagai bentuk fermentasi.

 

IV. Alat dan Bahan

Bahan :

1.      Kacang kedelai 2 kg

2.      Ragi tempe 1 sdm

Alat:

1.      Panci

2.      Pengaduk

3.      Baskom

4.      Plastik/daun pisang

 

 V. Prosedur Kerja

1.      Rebus air di panci, setelah mendidih angkat.

2.      Masukkan kacang kedelai kedalam panci yang berisi air mendidih tadi, diamkan sampai air hangat.

3.      Kacang kedelai tadi di buang kulitnya, sampai bersih.

4.      Rebus kacang kedelai sampai airnya mengeluarkan buih/empuk.

5.      Buang air rebusan tadi sampai kering, lalu masukkan kacang kedelai kewadah yang datar yang bawahnya dialasi kain/ handuk kecil, supaya meresap dan kedelai cepat kering.

6.      Setelah kacang kedelai kering, pindahkan tempe ke wadah yang cekung/bowl.

7.      Masukkan ragi tempe sambil di aduk-aduk dan tercampur rata.

8.      Masukkan tempe kedalam plastik atau daun pisang dan rapatkan ujung plastiknya.

9.      Tusuk-tusuk plastik dengan ujung pisau sebanyak 8 tusukan dan di baliknya 8 tusukan untuk mendapatkan udara.

10.  Setelah semua selesai, masukkan tempe ke dalam tempat yang hangat/kotak, tutup dengan kain/handuk kecil, jangan di buka-buka kurang lebih 36 jam.

VI. Hasil Pengamatan

Gambar : Tempe yang sudah jadi

 

            Ketika kedelai belum direbus, teksturnya keras. Namun setelah direbus teksturnya menjadi lebih lembut. Kedelai yang telah dibersihkan dari kulitnya berwarna kekuningan. Setelah ditambahkan ragi dan dimasukkan ke dalam plastik, tempe masih berbentuk butiran kedelai. Setelah satu hari, kedelai masih dalam keadaan panas dan mengembun. Pada hari kedua, jamur merata dan tekstur merata serta berbau tempe.

 

 

 

  

VII. Persamaan Reaksi

Rhizopus. sp

 
               O        H    O                                                          H   O    

            ─C─N─C─ C─     ────────>     H2N─C─C─OH

                     H   R            n                                       R

                  Protein                                               Asam Amino

 

VIII. Pembahasan

            Pada percobaan ini, pertama-tama air direbus di dalam panci hingga air mendidih. Lalu kacang kedelai dimasukkan ke dalam air mendidih tersebut sampai air menjadi hangat. Hal ini bertujuan untuk mempermudah pada saat mengupas kulit kedelai. Setelah air menjadi hangat, kacang kedelai di buang kulitnya hingga bersih. Kulit kacang kedelai dibuang supaya memudahkan dalam pembentukan jamur/kapang dan tidak menghalangi reaksi antara ragi dan kedelai. Kulit kacang kedelai akan menghalangi ragi bersentuhan dengan kacang kedelai sehingga akan memperlambat proses pembentukan jamur pada tempe.

            Setelah itu kacang kedelai direbus sampai empuk yang bertujuan untuk mempermudah proses tumbuhnya jamur pada tempe. Jika saat merebus kedelai kurang empuk atau kedelai masih keras, maka tempe yang dihasilkan tidak baik. Setelah selesai direbus, kedelai dicuci lagi hingga bersih dan kulit kedelai yang masih tersisa dihilangkan hingga benar-benar bersih. Setelah itu kedelai dikeringkan dengan cara meletakkannya pada wadah datar yang di bawahnya dialasi dengan kain supaya air meresap dan kacang kedelai cepat kering. Setelah kacang kedelai kering, kedelai tersebut dipindahkan ke wadah yang cekung (baskom) dan ragi dimasukkan lalu diaduk-aduk hingga tercampur rata. Jika ragi yang dimasukkan tidak tercampur rata, maka jamur yang tumbuh pada kedelai juga tidak akan rata sehingga tempe yang dihasilkan kurang baik.

Setelah ragi tercampur rata dengan kacang kedelai, kemudian dimasukkan kedalam plastik yang sebelumnya telah diberi lubang dan ujung plastik direkatkan dengan menggunakan api lilin. Setelah itu tempe disimpan dan didiamkan. Setelah dua hari, tempe telah jadi secara sempurna dengan warna yang putih. Pada pembuatan tempe ini terjadi proses fermentasi dimana kapang/jamur tumbuh pada permukaan dan menembus biji-biji kedelai, menyatukannya menjadi tempe. Selama terjadi proses fermentasi kedelai akan mengalami perubahan kimianya maupun fisiknya. Perubahan kimia yang terjadi adalah proses perubahan protein menjadi asam amino, sedangkan perubahan fisiknya adalah kedelai yang awalnya berbentuk butiran menjadi bersatu dikarenakan ada jamur yang tumbuh dan menjadi berwarna putih.

 

IX. Kesimpulan

1.      Pada proses fermentasi kapang tumbuh pada permukaan dan menembus biji-biji kedelai, menyatukannya menjadi tempe.

2.      Selama terjadi proses fermentasi kedelai akan mengalami perubahan kimianya maupun fisiknya.

3.      Kulit kedelai dibuang hingga bersih supaya tidak menghalangi reaksi antara ragi dan kedelai.

4.      Ragi dimasukkan ketika kedelai hasil rebusan sudah dingin dan kering.

5.      Pada saat proses fermentasi itu berjalan lama, maka protein dan asam lemak juga semakin menurun

 

 X. Saran

1.      Proses pembuatan tempe harus dilakukan dengan higienis.

2.      Penambahan ragi harus dicampurkan dengan merata agar tempe yang dihasilkan baik.

3.      Pada saat perebusan kedelai, kedelai harus empuk supaya memudahkan dalam proses pembentukan kapang.

4.      Jika tempe dibungkus menggunakan plastik, maka plastik harus dilubangi supaya ada udara yang masuk.


XI. Daftar Pustaka

http://kesehatan.kompas.com/read/2009/10/06/13033343/lima.manfaat.tempe . Diakses tanggal 15 Desember 2012.

http://sutikno.blog.uns.ac.id/2009/04/28/fermentasi-tempe. Diakses tanggal 15 Desember 2012.

http://www.sportindo.com/page/127/Food_Nutrition/Articles_Tips/Tempe_Makanan_Rakyat_yang_Mendunia.html. Diakses  pada tanggal 15 Desember 2012.

Diah Aryulina dkk. 2007. BIOLOGI 3 SMA dan MA untuk Kelas XII. Jakarta.Esis.