I. Nomor Percobaan : II
II. Judul Perobaan : Reaksi Uji Potein
III.Tujuan Percobaan : Untuk menguji kandungan yang
terdapat di dalam protein
IV. Landasan Teori :
Protein,
yang namanya berarti “pertama” atau “utama” merupakan makromolekul yang paling
berlimpah didalam sel dan menyusun lebih dari setengah berat kering pada hampir semua organisme.
Asam amino merupakan unit struktur protein. Struktur protein ini terdiri dari
polipeptida yang mempunyai rantai yang amat panjang, tersusun atas banyak unit
asam amino.
Protein adalah instrumen yang mengekspresikan informasi
genetik. Seperti juga terdapat ribuan gen di dalam inti sel, masing-masing
mencirikan satu sifat nyata dari organisme, di dalam sel terdapat ribuan jenis
protein yang berbeda, masing-masing membawa fungsi spesifik yang ditentukan
oleh gen yang sesuai. Protein, karenanya bukan hanya makromolekul yang
berlimpah, tetapi juga amat bervariasi fungsinya.
Semua protein di dalam semua makhluk, tanpa memandang
fungsi dan aktivitas biologinya, dibangun oleh susunan dasar yang sama, yaitu
20 asam amino baku,
yang molekulnya sendiri tidak mempunyai aktivitas biologi. Secara cukup
sederhana protein berbeda satu sama lain karena masing-masing mempunyai deret
unit asam amino sendiri-sendiri. Asam amino merupakan abjad struktur protein,
karena molekul-molekul ini dapat disusun dalam jumlah deret yang hampir tidak
terbatas, untuk membuat berbagai protein dalam jumlah yang hampir tidak
terbatas.
Fungsi Biologi Protein
Ø
Enzim
- Protein yang paling bervariasi dan mempunyai kekhususan tinggi adalah protein yang mempunyai aktivitas katalisa, yakni enzim. Hampir semua reaksi kimia biomolekul organik di dalam sel dikatalisa oleh enzim. Lebih dari 2000 jenis enzim, masing-masing dapat mengkatalisa reaksi kimia yang berbeda, telah ditemukan di dalam berbagai bentuk kehidupan.
Ø
Protein Transport
- Protein transpor di dalam plasma darah mengikat dan membawa molekul atau ion spesifik dari satu organ ke organ lain Disini oksigen dilepaskan untuk melangsungkan oksidasi nutrien yang menghasilkan energi. Plasma darah mengandung lipoprotein, yang membawa lipid dari hati ke organ yang lain. Protein transpor lain terdapat di dalam membran sel dan menyesuaikan strukturnya untuk mengikat dan membawa glukosa, asam amino, dan nutrien lain membran menuju ke dalam sel.
Ø
Protein Nutrien dan
Penyimpan
- Biji berbagai tumbuhan menyimpan protein nutrien yang dibutuhkan untuk pertumbuhan embrio tanaman. Terutama, contoh yang telah dikenal adalah protein biji dari gandum, jagung, dan beras. Ovalbumin protein utama putih telur, dan kasein protein utama susu merupakan contoh lain dari protein nutrien Ferritin jaringan hewan merupakan protein penyimpan besi.
Ø
Protein Kontraktil atau
Motil
- Beberapa protein memberikan kemampuan kepada sel dan organisme untuk berkontraksi, mengubah bentuk, atau bergerak. Aktin dan miosin adalah protein filamen yang berfungsi di dalam sistem kontraktil otot kerangka dan juga di dalam banyak sel bukan otot. Contoh lain adalah tubulin, protein pembentuk mikrotubul. Mikrotubul merupakan komponen penting dari flagella dan silia yang dapat menggerakkan sel.
Ø
Protein Struktural
- Banyak protein yang berperan sebagai filamen, kabel, atau lembaran penyanggah untuk memberikan struktur biologi kekuatan atau proteksi. Komponen utama dari urat dan tulang rawan adalah protein serabut kolagen, yang mempunyai daya tenggang yang amat tinggi.
Ø
Protein Pertahanan
- Banyak protein mempertahankan organisme dalam melawan serangan oleh spesies lain atau melindungi organisme tersebut dari luka. Immunoglobulin atau anti-bodi pada vertebrata adalah protein khusus yang dibuat oleh limposit yang dapat mengenali dan mengendapkan atau menetralkan serangan bakteri, virus, atau protein asing dari spesies lain. Fibrinogen dan trombin, merupakan protein penggumpal darah yang menjaga kehilangan darah jika sistem pembuluh terluka. Bisa ular, toksin bakteri, dan protein tumbuhan beracun, seperti risin, juga berfungsi di dalam pertahanan tubuh.
Ø
Protein Pengatur
- Beberapa protein membantu aktivitas seluler. Diantara jenis ini terdapat sejumlah hormon seperti insulin, yang mengatur metabolisme gula dan kekurangannya menyebabkan penyakit diabetes. Hormon pertumbuhan dari pituari dan hormon paratiroid, yang mengatur transport Ca2+ dan fosfat. Protein pengatur lain, yang disebut repressor mengatur biosintesa enzim oleh sel bakteri.
Ø
Protein lain
- Terdapat banyak protein yang fungsinya agak eksotik dan tidak mudah diklasifikasikan. Monelin, suatu protein tanaman dari afrika yang mempunyai rasa yang amat manis.
o
Protein dapat dibagi menjadi
dua golongan utama berdasarkan bentuk dan sifat-sifat fisik tertentu; protein
globular dan protein serabut. Pada protein globular rantai atau rantai-rantai
polipeptida berlipat rapat-rapat menjadi bentuk globular atau bulat yang padat.
Protein globular biasanya larut di dalam sistem larutan (air) dan segera berdifusi ; hampir semua
mempunyai fungsi gerak atau dinamik. Hampir semua enzim merupakan protein
globular, seperti protein transpor pada darah, anti-bodi, dan protein penyimpan
nutrien. Protein serabut bersifat tidak larut di dalam air, merupakan molekul
serabut panjang, dengan rantai polipeptida yang memanjang pada satu sumbu, dan
tidak berlipat menjadi bentuk globular. Hampir semua protein serabut memberikan
peranan struktural atau pelindung. Protein serabut yang khas adalah α-keratin
pada rambut dan wol, fibroin dari sutera dan kolagen dari urat.
Golongan-Golongan Asam Amino
Struktur ke-20 asam amino
dibagi menjadi 4 golongan, yaitu: (1) golongan dengan gugus R nonpolar atau
hidrofobik, (2) golongan dengan gugus R polar, tetapi tidak bermuatan, (3)
golongan dengan gugus R bermuatan negatif, (4) golongan dengan gugus R
bermuatan positif.
Delapan Asam Amino Mempunyai Gugus
Nonpolar
Gugus
R di dalam golongan ini merupakan hidrokarbon.
Lima asam amino dengan gugus R alifatik (alanin,
valin, leusin, isoleusin, dan prolin), dua dengan lingkaran aromatik (fenilalanin dan triptofan), dan satu
yang mengandung sulfur (metionin).
Golongan Asam Amino Mempunyai Gugus Polar
Tidak Bermuatan
Gugus
R dari asam amino polar lebih larut dalam air, atau lebih hidrofilik,
dibandingkan dengan asam amino nonpolar, karena golongan ini mengandung gugus
fungsionil yang membentuk ikatan hidrogen dengan air. Golongan ini meliputi glisin, serin, treonin, sistein, tirosin,
asparagin, dan glutamin.
Golongan Asam Amino yang Mempunyai Gugus R
yang Bermuatan Negatif (Asam)
Golongan
asam amino ini mengandung gugus R yang bermuatan total negatif pada pH 7,0.
Asam amino ini meliputi asam aspartat
dan asam glutamat, yang masing-masing
memiliki tambahan gugus karboksil.
Golongan Asam Amino yang Mempunyai Gugus R
Bermuatan Positif (Basa)
Golongan
asam amino ini mempunyai gugus R dengan muatan total positif pada pH 7,0. Asam
amino ini meliputi lisin, arginin, dan
histidin.
V. ALAT DAN BAHAN
Alat
:
- Beker Gelas
-
Pipet tetes
-
Pengaduk kaca
-
Labu ukur
-
Bunsen
-
Gelas ukur
-
Tabung reaksi
-
Rak tabung reaksi
Bahan :
- Larutan NaOH
-
Larutan Protein
-
Larutan CuSO4 0,01 M
-
Larutan HgCl2 0,2 M
-
Larutan Timbal asetat 0,2 M
-
Larutan (NH4)2SO4
-
Reagen Millon
-
Reagen untuk uji biuret
-
Larutan asam asetat 1 M
-
Aquadest
-
Larutan albumin
-
Bufer asetat pH 4,7 (1 M)
-
Larutan HCl 0,1 M
-
Larutan NaOH 0,1 M
-
Larutan BaCl2
-
Serbuk albumin telur
-
Fuxion Mixture (3 bagian
natrium karbonat anhidris dengan 2 bagian kalium nitrat )
VI. Prosedur Percobaan
A. Uji Biuret
Tambahkan 1 ml NaOH 2,5 N ke dalam 3 ml larutan protein
dan aduk. Tambahkan setetes CuSO4 0,01 M. Aduk, jika tidak timbul
warna, tambahkan lagi setetes atau 2 tetes CuSO4.
B. Pengendapan dengan logam
Ke dalam 3 ml larutan protein tambahkan 5 tetes HgCl2
0,2 M. Ulangi percobaan dengan menggunakan Pb asetat 0,2 M.
C. Pengendapan dengan Garam
Jenuhkan 10 ml larutan protein dengan ammonium sulfat.
Untuk pekerjaan ini dilakukan pertama tambahkan jumlah sedikit dari garam
tersebut, aduk hingga melarut. Tambahkan lagi sedikit ammonium sulfat dan aduk
lagi. Kontinu sehingga sedikit garam tertinggal tidak terlarut. Apabila larutan
jenuh kemudian disaring. Uji kelarutan endapan di dalam air. Uji endapan dengan
reagen millon dan filtrat dengan uji biuret.
D. Uji Koagulasi
Tambahkan 2 tetes HOAc 1 M ke dalam 5 ml larutan
protein. Letakkan tabung dalam air mendidih selama 5 menit. Ambil endapan
dengan batang pengaduk. Uji kelarutan endapan di dalam air. Uji endapan dengan
reagen millon.
E.
Pengendapan dengan
Alkohol
Tabung
|
1
|
2
|
3
|
Larutan Albumin
HCl 0,1 M
NaOH 0,1 M
Bufer asetat, pH 4,7
Etil Alkohol 95 %
|
5 ml
1 ml
-
-
6 ml
|
5 ml
-
1 ml
-
6 ml
|
5 ml
-
-
1 ml
6 ml
|
Tabung-tabung mana yang menunjukkan protein yang tidak
larut.Apakah kelarutan albumin dalam air pada titik isoelektriknya ?
F.
Denaturasi Protein
Tabung
|
1
|
2
|
3
|
Larutan albumin
Buffet Asetat pH 4,7 (1 M)
HCl 0,1 M
NaOh 0,1 M
|
9 ml
-
1 ml
-
|
9 ml
-
-
1 ml
|
9 ml
1 ml
-
-
|
Tempatkan ketiga tabung dalam air mendidih selama 15
menit dan dinginkan pada temperature kamar. Dalam tabung mana yang kelihatan
mengendap. Untuk tabung-tabung (1) dan (2) tambahkan 10 ml buffer asetat pH
4,7. tulis hasilnya.
G. Uji Sulfur dalam Protein
Campur 0,5 gram serbuk albumin dengan dua kali berat
dari fusion mixture, panaskan dalam cawan porselin sampai tak berwarna.
Dinginkan dan dilarutkan dalam air panas. Saring jika perlu. Asamkan filtrat
dengan HCl. Panaskan hingga mendidih dan tambahkan beberapa tetes larutan BaCl2.
VII. Hasil Pengamatan
- Uji Biuret
v Putih telur + larutan NaOH larutan bening + CuSO4 (biru
muda) terdapat 2 lapisan yaitu lapisan atas :
ungu dan lapisan bawah : bening
v Kuning telur + NaOH kuning + CuSO4 terdapat 2 lapisan yaitu lapisan atas :
ungu dan lapisan bawah : kuning dan ada endapan kuning
v Albumin + NaOH larutan bening
+ CuSO4 (biru muda) larutan bewarna ungu bening.
v Tirosin + NaOH larutan
bening + CuSO4 (biru muda)
Larutan biru bening
- Pengendapan dengan Logam
v Kuning telur + HgCl2 larutan kuning muda dan ada endapan putih
v Putih telur + HgCl2 larutan berwarna kuning dan terdapat endapan
putih
v Tirosin + HgCl2 larutan tetap bening tanpa ada perubahan
v Albumin + HgCl2 larutan berwarna putih susu dan lama
kelamaan terbentuk endapan putih
v Kuning telur + PbOAc ada 2 lapisan yaitu lapisan atas berwarna
kuning muda dan ada endapan putih dan lebih pekat dari yang lapisan bawah
v Putih telur + PbOAc larutan putih keruh dan ada endapan putih
v Tirosin + PbOAc larutan tetap bening tanpa ada perubahan
v Albumin + PbOAc larutan berwarna putih dan lama kelamaan terbentuk
endapan putih
- Pengendapan dengan Garam
v Endapan albumin (kristal putih) + reagen biuret (biru) larutan berwarna biru muda dan ada gelatin
putih
v Endapan albumin (kristal putih) + reagen millon (putih) larutan berwarna putih keruh dan ada
endapan merah bata
v Endapan albumin (kristal putih) + air larutan bening
v Filter albumin (putih keruh) + reagen biuret (biru) larutan berwarna biru muda dan ada
gelatin putih
v Filter albumin (putih keruh) + reagen millon (putih) larutan berwarna putih keruh dan ada endapan
merah bata
v Filter albumin (putih keruh) + air larutan bening
v Endapan putih telur (putih) + reagen biuret (biru) larutan berwarna ungu muda lama
kelamaan berwarna biru dan ada gelatin putih
v Endapan putih telur (putih) + reagen millon (putih) larutan berwarna putih keruh dan ada
endapan merah bata
v Endapan putih telur (putih) + air larutan putih keruh
v Filter putih telur (keruh) + reagen biuret (biru) terdapat 2 lapisan
yaitu lapisan atas biru bening dan lapisan bawah berwarna putih lama kelamaan
berwarna biru dan ada gelatin putih
v Filter putih telur (keruh) + reagen millon (putih) larutan berwarna putih keruh dan ada
endapan merah bata
v Filter putih telur (keruh) + air larutan bening
v Endapan kuning telur (kuning) +
reagen biuret (biru) larutan berwarna ungu
v Endapan kuning telur (kuning) +
reagen millon (putih) larutan berwarna merah dan ada endapan
merah
v Endapan kuning telur (kuning) +
air larutan kuning
v Filter kuning telur (kuning) +
reagen biuret (biru) terdapat 2 lapisan yaitu atas
berwarna ungu dan bawah berwarna kuning
v Filter kuning telur (kuning) + reagen millon (putih) terdapat 2 lapisan yaitu atas
berwarna bening dan bawah berwarna kuning dan ada endapan merah
v Filter kuning telur (kuning) + air
larutan kuning keruh
- Uji Koagulasi
v Putih telur + asam asetat dipanaskan + air endapan putih dan tidak larut
v Putih telur + asam asetat dipanaskan + milon larutan keruh dan endapan merah bata
v Kuning telur + asam asetat dipanaskan
+ air larutan berwarna keruh dan endapan kuning
v Kuning telur + asam asetat
dipanaskan + milon larutan berwarna keruh dan endapan merah
v Albumin + asam asetat dipanaskan + air larutan
tetap bening dan tidak ada endapan
v Albumin + asam asetat dipanaskan +
milon larutan tetap bening dan tidak ada endapan
v Tirosin + asam asetat dipanaskan + air larutan tetap bening dan tidak
ada endapan
v Tirosin + asam asetat dipanaskan + milon larutan tetap bening dan tidak ada
endapan
- Pengendapan dengan Alkohol
Tabung pertama berwarna bening
Tabung kedua berwarna bening
Tabung ketiga ada endapan putih
- Denaturasi Protein
v Albumin + HCl larutan tetap bening + buffer larutan
bening dan ada endapan putih
v Albumin + NaOH larutan bening + buffer larutan putih keruh dan ada endapan putih
v Albumin + buffer larutan bening
dipanaskan larutan putih keruh
dan ada endapan
- Uji Sulfur dalam Protein
v Serbuk albumin (kuning) + reagen
fuxion mixture (putih) serbuk berwarna kuning muda dipanaskan serbuk
kuning kecoklatan + air panas disaring
larutan kuning coklat dan ada endapan,filtrat kuning bening dipanaskan +
HCl larutan tetap bening + BaCl2 larutan putih keruh dan ada endapan putih.
VIII.
Reaksi Kimia
(maaf tidak ditampilkan)
IX.
Pembahasan
Pada percobaan uji
protein ini dilakukan berbagai macam uji, yaitu uji buret, pengendapan dengan
logam, pengendapan dengan garam, denaturasi protein, uji sullfur dan
pengendapan dengan alkohol.
Pada uji biuret
dihasilkan warna violet/ungu. Hal ini disebabkan penambahan CuSO4
sehingga terbentuk kompleks antar Cu2+dengan gugus amino dari
protein.. makin kuat intensitas warna ungu yang dihasilkan ini menunjukan makin
panjang ikatan peptidanya. Dengan perubahan warna ungu yang diperoleh ini
menunjukan bahwa uji ini positif terhadap biuret.
Pada uji pengendapan
logam dihasilkan endapan berwarna putih dan larutan keruh. Endapan yang
terbentuk merupakan endapan yang berasal dari protein yang diuji, endapan ini
terjadi karena adanya reaksi logam Pb dengan protein. Logam Pb ini merupakan
logam yang mengandung ion positif. Dimana salah satu sifat dari logam yang
mengandung ion positif dapan menghasilkan endapan jika direaksikan dengan
protein. Sama halnya dengan Hg yang juga merupakan logam yang mengandung ion
positif yang juga dapat menghasilkan endapan jika direaksikan dengan protein
dasar reaksi pengendapan oleh logam berat adalah penetralan muatan. Dimana
pengendapan akan terjadi bila protein berada dalam bentuk isoelektrik yang
bermuatan negatif, dengan adanya muatan positif dari logam berat akan terjadi
reaksi netralisasi dari protein dan dihasilkan garam protein yang mengendap.
Endapan ini akan melarut kembali dengan penambahan alkali yang sifat
pengendapan ini adalah reversibel.
Untuk percobaan pada
uji pengendapan dengan garam itu hasil yang diperoleh yaitu endapan yang
bewarna merah. Endapan ini menunjukkan atau merupakan hasil dari garam-garam
organik dalam persentase tinggi yang dapat mempengaruhi sifat kelarutan
protein. Pengendapan yang dikarenakan penambahan ammonium sulfat menyebabkan
terjadi dehidrasi protein atau sering dikenal dengan kehilangan air, sehingga
proses dehidrasi ini molekul protein yang mempunyai kelarutan paling kecil akan
mudah mengendap. Hasil pencampuran antara serbuk ammonium sulfat dengan protein
menghasilkan endapan dan filtrat, untuk endapan dilakukan uji millon dan
menghasilkan larutan dengan endapan merah, hal ini dikarenakan karena pereaksi
millon adalah larutan merkuro dan merkuri nitrat dalam asam nitrit. Apabila
pereaksi ini ditambahkan pada larutan protein, akan menghasilkan endapan putih
yang dapat menjadi merah pada pemanasan. Pada dasarnya reaksi ini positif untuk
fenol-fenol dikarenakan terbentuknya senyawa merkuri dengan gugus hidroksifenil
yang bewarna, protein yang mengandung tirosin akan memberikan uji positif.
Pada percobaan uji
koagulasi ini dimana berdasarkan literatur jika protein ditambahkan dengan
larutan asam atau basa, maka akan terdenaturasi atau terjadi penggumpalan.
Penggumpalan ini dapat juga terjadi karena pemanasan yang dilakukan, dengan
proses pemanasan struktur protein akan menjadi rusak, untuk itulah pada
percobaan ini diperoleh endapan, setelah endapan diperoleh ditambahkan dengan reagen
millon dan menghasilkan larutan bening dan endapan merah. Hal ini menunjukkan
bahwa uji koagulasi menghasilkan positif terhadap uji millon. Pada pemanasan 50
derajat protein sudah mengalami koagulasi. Koagulasi ini terjadi bila larutan
protein berada pada titik isoelektriknya. Ion-ion logam berat yang masuk ke
dalam tubuh akan bereaksi dengan sebagian protein, sehingga menyebabkan
terjadinya koagulasi (penggumpalan).
Sedangkan untuk
denaturasi yang merupakan perubahan sifat fisik dari protein, perubahan ini
dapat disebabkan oleh beberapa hal diantaranya yaitu perubahan suhu, akibat
adanya pemanasan adanya reagen yang digunakan. Dalam percobaan ini hanya tabung
tiga yang terdapat endapan ini merupakan protein yang terkoagulasi . akibat
adanya pemanasan karena protein sangat peka terhadap lingkungan apalagi adanya
perubahan suhu, hal ini menyebabkan larutan menjadi keruh dan adanya
gumpalan-gumpalan dari protein yang terdenaturasi. Perubahan kimia yang
berhubungan dengan denaturasi protein adalah protein dapat diakibatkan bukan
hanya oleh adanya pemanasan, tetapi juga pH, dan juga pelarut organiknya.
Pada percobaan
pengendapan dengan alkohol hasil yang diperoleh untuk tabung I dan II tidak
terdapat endapan dan larutan berwarna bening, sedangkan tabung III terdapat
endapan putih, hal ini menunjukkan bahwa tabung III positif terhadap uji ini.
Dimana masing-masing mendapatkan perlakuan yang berbeda-beda, untuk tabung 1
protein yang ditambahakan HCl menghasilkan protein yang larut dalam air, begitu
juga dengan tabung II yaitu dengan penambahan NaOH. Sedangkan untuk tabung III
protein yang terdapat dalam tabung tersebut tidak dapat larut, hal ini
dikarenakan penambahan larutan buffer asetat berfungsi untuk permunian protein,
sehingga protein yang terdapat dalam tabung III dapat larut.
Pada percobaan uji
sulfur serbuk albumin ditambahkan dengan frussion mixture dan dipanaskan lalu
ditambahkan air mendidih didapatkan endapan berwarna kuning dan filtrat
berwarna bening. Setelah itu filtrat diasamkan dengan HCl dan ditambahkan BaCl2
dan terbentuk larutan yang keruh.
X. Kesimpulan
- Makin kuat intensitas warna ungu yang dihasilkan pada uji biuret ini menunjukan makin panjang ikatran peptidanya.
- Koagulasi dapat terjadi bila larutan protein berada pada titik isoelektriknya. Ion-ion logam berat yang masuk ke dalam tubuh akan bereaksi dengan sebagian protein, sehingga menyebabkan terjadinya koagulasi (penggumpalan).
- Dalam uji denaturasi protein, tabung 1,tabung 2 dan tabung 3 terdapat endapan, ini merupakan protein yang terkoagulasi, akibat adanya pemanasan karena protein sangat peka terhadap lingkungan apalagi adanya perubahan suhu, hal ini menyebabkan larutan menjadi keruh dan adanya gumpalan-gumpalan dari protein yang terdenaturasi.
- Endapan yang bewarna merah pada uji pengendapan garam merupakan hasil dari garam-garam organik dalam persentase tinggi yang dapat mempengaruhi sifat kelarutan protein.
- Pada uji pengendapan logam, endapan yang dihasilkan bewarna putih dan larutan yang keruh, endapan yang dihasilkan tersebut berasal dari protein yang diuji, endapan ini terjadi karena adanya reaksi logam Pb dengan protein.
- Pada percobaan uji sulfur,endapan yang dihasilkan berwarna kuning dan filtrat berwarna kuning.Setelah diasamkan dengan HCl dan ditambahkan BaCl2 terbentuk larutan yang keruh.
- Pada percobaan pengendapan dengan alkohol hasil yang diperoleh untuk tabung I dan II tidak terdapat endapan dan larutan berwarna bening, sedangkan tabung III terdapat endapan putih, hal ini menunjukkan bahwa tabung III positif terhadap uji ini.
XI. Daftar Pustaka
- Lehninger.1982. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta : Erlangga.
- Pudjiadi, Anna.1994. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta : UI.
- Arbianto, Purwo.1993. Biokimia Konsep-Konsep Dasar. Bandung :
ITB.
*Jawaban Pertanyaan
Uji buret
a. warna apa yang terjadi ?
jawab :
warna yang dihasilkan adalah ungu
b. mengapa harus dihindarkan kelebihan
CuSO4 ?
jawab :
karena jika CuSO4 kelebihan akan menyebabkan terbentuknya garam ammonium
c. mengapa garam ammonium mengganggu ?
jawab :
karena dapat mengganggu pada saat pengamatan.
d. sebutkan dua macam zat lain selain
protein yang memberikan uji biuret positif?
jawab :
Histidin, serin, threonin, merupakan zat lain selain protein yang memberikan
uji biuret positif.
Pengendapan dengan logam
a. apa hasilnya ?
jawab :
menghasilkan endapan putih
b. terangkan mengapa putih telur digunakan
sebagai antidote pada keracunan Pb dan Hg ?
jawab : Putih telur digunakan sebagai
antidote pada keracunan Pb dan Hg karena putih telur dapat mengikat Pb dan Hg
sehingga Pb dan Hg bereaksi dan mengendap dan tidak menimbulkan keracunan.
uji koagulasi
a. mengapa ditambahkan asam ?
jawab :
ditambahkan asam untuk menggumpalkan protein
b. protein apa yang mendidih pada
pendidihan ?
jawab :
protein yang menggumpal pada pendidihan adalah semua protein selain gelatin.
uji pengendapan dengan pada alkohol
a. apakah kelarutan albumin dalam air
terjaci pada titik isoelektriknya ?
jawab :
ya, kelarutan albumin dalam air terjadi pada titik isoelektriknya.
uji denaturasi
a. sifat fisik apakah dari protein yang
mempengaruhi kelarutan protein dalam percobaan ?
jawab :
sifatnya sangat peka terhadap lingkungan, apabila konfirmasi molekul protein
berubah, misalnya oleh perubahan suhu, pH atau karena terjadinya suatu reaksi
dengan senyawa lain, maka keaktifan biokimianya berkurang.
b. metopde lain yang dapat digunakan pada
denaturasi protein ?
jawab :
yaitu metode pemanasan, metode kromatografi dan metode pemurnian enzim.
c. perubahan apa yang berhubungan dengan
denaturasi protein?
Jawab :
perubahan suhu, pH, dan pelarut organik.
pengendapan dengan garam
Terangkan hasil-hasilnya ?
Jawab :
pada percobaan ini hasil yang didapatkan adalah endapan dan filtrat yang dimana
endapannya diuji dengan milon dan dipanaskan menghasilkan warna merah bata dan filtratnya
diuji dengan biuret yang menghasilkan warna ungu.
uji sulfur
a. mengapa protein memberikan uji positif
pada sulfur?
Jawab :
karena protein dengan sulfur menghasilkan endapan PbS yang berasal dari Pb
asetat dan sulfur sehingga protein memberikan uji positif terhadap uji sulfur.
b. unsur-unsur apa yang bisa dalam protein
tetapi tidak ada dalam lipid dan karbohidrat?
Jawab :
unsur P (phosphor), nitrogen, dan sulfur.