I. Nama percobaan :
Senyawa Kompleks Aluminium
II. Tujuan : Mengenal
beberapa karakteristik reaksi pembentukan senyawa kompleks
III. Dasar Teori
Aluminium adalah anggota putih keperakan dari kelompok boron dari unsur kimia. Unsur ini memiliki Al simbol, dan nomor atom 13. Unsur ini tidak larut dalam air pada
keadaan normal. Aluminium adalah elemen yang paling berlimpah ketiga (setelah oksigen dan silikon ), dan logam yang paling berlimpah di kerak Bumi. Hal ini dikarenakan hampir 8% berat dari permukaan padat
bumi adala aluminium.
Aluminium
adalah logam yang lembut, tahan lama, ringan, ulet dan lentur dengan penampilan mulai dari keperakan ke abu-abu
kusam, tergantung pada kekasaran permukaan. Aluminium bukan magnetik dan tidak
mudah terbakar. Korosi dapat terjadi dengan resistensi yang sangat baik karena
lapisan permukaan tipis oksida aluminium yang membentuk ketika logam
tersebut terkena udara, efektif mencegah lebih oksidasi . Paduan aluminium terkuat adalah kurang tahan korosi
karena galvanik reaksi dengan paduan tembaga. Hal ini dikarenakan ketahanan korosi juga sering
sangat berkurang ketika terkena garam, terutama pada logam yang berbeda. Atom
Aluminium diatur dalam kubik berpusat muka struktur (fcc).
Aluminium memiliki energi salah-susun sekitar 200 mJ / m 2.
Aluminium
adalah salah satu dari beberapa logam keperakan yang mempertahankan reflektansi
penuh dalam bentuk bubuk halus, menjadikannya sebagai komponen penting dari perak berwarna cat. Aluminium cermin telah
menyelesaikan tertinggi reflektansi dari logam di 200-400 nm ( UV ) dan 3,000-10,000 nm (jauh IR ) daerah; dalam kisaran 400-700 nm itu terlihat sedikit
mengungguli oleh timah dan perak dan dalam oleh perak, (dekat IR) 700-3000 emas , dan tembaga.
Aluminium
termal dan konduktor listrik, memiliki 59% konduktivitas
tembaga, baik termal dan listrik. Aluminium mampu menjadi superkonduktor, dengan suhu kritis
superkonduktor sebesar 1,2 Kelvin dan medan magnet kritis dari sekitar 100 gauss (10 milliteslas).
Penciptaan
Stabil aluminium dibuat
ketika hidrogen sekering dengan magnesium baik dalam bintang-bintang besar atau di supernova .
Isotop
Aluminium
telah dikenal memiliki banyak isotop , yang massanya berkisar angka 21-42, namun hanya 27
Al ( isotop stabil ) dan 26 Al ( radioaktif isotop, t 1 / 2 = 7.2 × 10 5 y ) yang terjadi secara alami memiliki 27 Al alami.
Kelimpahan di atas 99,9% 26 Al diproduksi dari. argon di atmosfer oleh spallation disebabkan oleh sinar kosmik proton. Isotop aluminium telah menemukan aplikasi praktis
dalam laut sedimen, nodul mangan, es glasial, kuarsa dalam batuan eksposur, dan meteorit . Al pertama kali diterapkan dalam studi pada Bulan dan meteorit.
Terjadinya
di Alam
Dalam kerak bumi , aluminium merupakan unsur (8,3%
berat) logam ketiga paling berlimpah dari semua elemen (setelah oksigen dan
silikon). Karena afinitas yang kuat untuk oksigen, hampir tidak pernah
ditemukan di unsur negara;. melainkan ditemukan dalam oksida atau silikat feldspars , kelompok yang paling umum dari mineral dalam kerak
bumi, merupakan aluminosilikat. Logam aluminium asli dapat ditemukan sebagai
fase kecil dalam oksigen rendah fugacity lingkungan, seperti gunung berapi interior tertentu.
aluminium asli telah dilaporkan dalam merembes dingin di timur laut lereng benua dari Laut Cina Selatan dan Chen et al. (2011) telah
mengusulkan teori asal-nya sebagai yang dihasilkan oleh pengurangan dari tetrahydroxoaluminate (OH) 4 Al -
untuk logam aluminium oleh bakteri .
Adapun
senyawa aluminium yang digunakan pada percobaan ini aluminium (III) hidroksida.
Senyawa ini berwarna putih dan sukar melarut dalam medium air. Sebagai senyawa
kompleks, aluminium (III) dapat dijumpai dalam stereokimia yang berbeda-beda,
paling umum mempunyai bilangan koordinasi 4 dan 6, yaitu dalam konfigurasi
tetrahedral dan octahedral. Aluminium juga dapat membentuk adduct dengan
bilangan koordinasi 5 dalam stereokimia trigonal bipiramidal. Dengan bilangan
koordinasi 4, 5, dan 6 ini, aluminium (III) dapat berupa spesies anion, netral,
maupun kation. Kemampuan aluminium (III) membentuk senyawa kompleks ini
disebabkan oleh karena muatan kation yang tinggi (+3) sehingga mampu
mengakomodasi donasi pasangan electron dari ligan. Hal ini diasosiasikan dengan
relative besarnya energy solvasi (khususnya hidrasi dalam larutan air) yang
berarti molekul air terikat (secara ikatan koordinasi) cukup kuat pada kation
hingga tidak mungkin dapat diabaikan sebagai senyawa kompleks. Hal ini berbeda
dengan kation dari logam-logam golongan 1 (Alkali) dan 2 (Alkali tanah) yang
mempunyai energy hidrasi sangat lemah sehingga dalam larutannya kurang tepat
bila molekul air dipertimbangkan sebagai ligan.
Sifat
hidroksida aluminium, seperti halnya zink, yang terkenal khas yaitu sifat
amfoterik, artinya hidroksida ini dapat dipandang berubah menjadi bersifat asam
apabila berada dalam lingkungan basa kuat. Kenyataannya memang hidroksida
aluminium larut dalam natrium hidroksida membentuk spesies yang dikenal sebagai
ion aluminat.
Penggunaan terbesar dari paduan aluminium dalam industri
transportasi. Penggunaan lain dari paduan aluminium yaitu dalam industri
kemasan. Seperti aluminium foil, minuman
kaleng, tabung cat, dan kontainer untuk produk rumah yang semuanya terbuat dari
paduan aluminium. Kegunaan lain dari paduan aluminium yakni bingkai jendela dan
pintu, layar, atap, dinding, kabel listrik dan peralatan, mesin mobil, sistem
pemanas dan pendingin, peralatan dapur, furnitur taman, dan mesin berat.
IV. Alat dan Bahan
àAlat yang digunakan:
1. Gelas beker
2. Kertas lakmus
3. Labu takar
4. Tabung reaksi
5. Batang pengaduk
6. Pipet tetes
7. Gelas ukur
8. Bunsen
9. penjepit
àBahan
yang digunakan:
1. Kristal hidrat aluminium sulfat, tawas potas alum, dan
EDTA.
2. Larutan 0,1 M Al2(SO4)3,
larutan encer NaOH (0,1M).
3. Larutan pekat
Na2CO3 (>1,0M), larutan encer NH3, pita
magnesium (turnings).
V. Prosedur Percobaan
1. Siapkan larutan aluminium sulfat
hidrat 1,0 M dalam air, kemudian gunakan larutan ini untuk percobaan-percobaan
berikut. Spesies aluminium apa yang terdapat dalam padatan aluminium sulfat
hidrat ini (1), dan spesies aluminium apa yang terdapat dalam larutan air (2)?
2. Taksir harga pH larutan
aluminium sulfat ini dengan pH-meter dan jelaskan hasilnya (3).
3. Ke dalam 2-3 mL larutan ini
tambahkan 1-2 mL larutan pekat natrium karbonat (>1,0M), amati dan jelaskan
perubahan (persamaan reaksi) yang terjadi (4).
4.
Ke dalam 2-3 mL larutan ini tambahkan sepotong pita magnesium yang
bersih atau magnesium turnings, hangatkam bila perlu agar terjadi reaksi, dan
jelaskan hasilnya (5).
5. Ke dalam 2-3 mL larutan ini
tambahkan larutan natrium hidroksida tetes demi tetes hingga berlebihan, amati
setiap perubahan yang terjadi, dan jelaskan persamaan reaksinya (6).
6. Ke dalam 2-3 mL larutan ini
tambahkan larutan encer ammonia tetes demi tetes hingga berlebihan dan jelaskan
ada tidaknya perbedaan hasil pengamatan ini dengan percobaan 4 di atas (7).
7. Ke dalam 2-3 mL larutan ini
tambahkan serbuk EDTA (agak berlebihan), hangatkan untuk melarutkan EDTA.
Kemudian tambahkan larutan encer ammonia dan jelaskan hasilnya (8).
VI. Data Hasil Pengamatan
No.
|
Percobaan
|
Hasil
Pengamatan
|
1.
|
Mengamati
spesies Al yang terdapat dalam padatan aluminium sulfat hidrat
|
Spesies Al
yang terdapat dalam padatan aluminium sulfat hidrat adalah [Al(H2O)6]3+
|
2.
|
Mengamati
spesies yang terdapat dalam larutan air
|
Spesies Al
yang terdapat dalam larutan air adalah [Al(H2O)5(OH)]2+
|
3.
|
Menaksir
harga pH larutan aluminium sulfat
|
pH larutan
aluminium sulfat adalah 3, berarti larutan tersebut bersifat asam.
|
4.
|
Ke dalam
2-3 mL aluminium sulfat, tambahkan 1-2 mL larutan Na2CO3
|
Larutan
yang dihasilkan terbagi menjadi dua lapisan, lapisan bawah berupa cairan putih
keruh dan ada gelembung gas. Lapisan atas berupa padatan putih.
|
5.
|
Ke dalam
2-3 mL larutan aluminium sulfat tambahkan pita Mg, lalu hangatkan.
|
Sebelum dipanaskan
pita Mg tidak larut dan disekitar pita Mg terdapat gelembung gas. Setelah
dipanaskan pita Mg bereaksi dengan larutan menyebabkan larutan menjadi keruh.
|
6.
|
Ke dalam
larutan 2-3 mL aluminium sulfat tambahkan NaOH tetes demi tetes
|
Larutan yang
dihasilkan terbagi menjadi tiga lapisan. Lapisan pertama, larutan berwarna
bening, lapisan kedua larutan berupa gel, dan lapisan ketiga larutan berupa
larutan yang berwarna putih keruh.
|
7.
|
Ke dalam
2-3 mL larutan aluminium sulfat tambahkan NH3 tetes demi tetes
|
Larutan
yang dihasilkan terbagi menjadi dua lapisan. Larutan yang di atas berupa
larutan encer, larutan yang dibawah berupa gel.
|
8.
|
Ke dalam
2-3 mL larutan aluminium sulfat tambahkan serbuk EDTA
|
Sebelum
cairan tersebut dipanaskan terdapat dua lapisan. Lapisan bawah berwarna putih
dan lapisan atas bening, dan tabung reaksi terasa dingin. Setelah cairan
tersebut dipanaskan, larutan berubah menjadi bening dan terdapat gelembung
gas. Setelah ditambahkan ammonia lautan menjadi keruh.
|
Persamaan Reaksi
1. Larutan aluminium sulfat dengan natrium karbonat
[Al(H2O)6]3+ (aq) + H2O (l) ↔ [Al(H2O)5(OH)]2+
(aq) + H3O+ (aq)
[Al(H2O)5(OH)]2+ (aq)
+ H2O (l) ↔ [Al(H2O)4(OH)2]+
(aq) + H3O+ (aq)
[Al(H2O)4(OH)2]+
(aq) + H2O (l) ↔ [Al(H2O)3(OH)3]↓ (s)
+ H3O+ (aq)
2H3O+ (aq) + CO32-
(aq) → 3H2O (l) + CO2↑ (g)
2.
Larutan aluminium sulfat dengan pita Mg
Larutan aluminium sulfat dengan pita Mg
[Al(H2O)6]3+ (aq) + H2O (l) ↔ [Al(H2O)5(OH)]2+
(aq) + H3O+ (aq)
Mg (s) + 2H3O+ (aq)
→ Mg2+(aq) +
2H2O (l) + H2↑ (g)
[Al(H2O)5(OH)]2+ (aq)
+ H2O (l) ↔ [Al(H2O)4(OH)2]+
(aq) + H3O+ (aq)
[Al(H2O)4(OH)2]+
(aq) + H2O (l) ↔ [Al(H2O)3(OH)3]↓ (s)
+ H3O+ (aq)
3.
Larutan aluminium sulfat dengan natrium hidroksida
Larutan aluminium sulfat dengan natrium hidroksida
Al2(SO4)3 (aq)
+ 6 NaOH (aq) → 2Al(OH)3↓ (s) + 6Na+
(aq) + 3SO42- (aq)
Al(OH)3 (s) + OH- →
[Al(OH)4]- (aq)
4. Larutan aluminium sulfat dengan
ammonia
[Al(OH)4]- (aq) + NH4+
(aq) → Al(OH)3↓ (s) + NH3↑ (g) + H2O
(l)
Al3+ (aq) + 3NH3 (aq)
+ 3H2O (l) → Al(OH)3↓ (s) + 3NH4+
(s)
4. Larutan aluminium sulfat dengan serbuk EDTA
Al2(SO4)3 (aq)
+ 2EDTA (s) → 2[Al(EDTA)]- (aq) + 3SO42-
(aq)
VII. Pembahasan
Dalam percobaan ini dilakukan percobaan mengenai senyawa
kompleks aluminium. Adapun tujuan dari praktikum ini yakni agar praktikan dapat
mengenal beberapa karakteristik reaksi pembentukan senyawa kompleks. Bahan yang
digunakan dalam percobaan ini yaitu aluminium sulfat hidrat, natrium karbonat,
pita magnesium, serbuk EDTA, dan yang terakhir yaitu ammonia.
Langkah awal pada percobaan ini yaitu memastikan bahwa
seluruh alat dalam keadaan steril.karena jika tidak, hal ini dapat mempengaruhi
hasil akhir dari percobaan yang dilakukan. Setelahnya yaitu memasuki prosedur
percobaan yang pertama yaitu mengamti spesies aluminium yang terdapat dalam
padatan aluminium sulfat hidrat. Pada pengamatan ini didapat bahwa spesies
aluminium yang terdapat dalam padatan aluminium sulfat hidrat adalah [Al(H2O)6]3+,
sedangkan spesies aluminium yang terdapat dalam larutan air adalah [Al(H2O)5(OH)]2+.
Pada percobaan kedua yaitu menaksir harga pH larutan
aluminium sulfat dengan menggunakan kertas lakmus. Setelah diukur ternyata diperoleh
harga pH untuk larutan aluminium sulfat adalah 3. Hal ini berarti bahwa larutan
aluminium sulfat bersifat asam.
Selanjutnya
pada percobaan yang ketiga yaitu ke dalam 2-3 mL aluminium sulfat, ditambahkan
1-2 mL larutan natrium karbonat. Pada hal ini dihasilkan larutan yang terbagi
menjadi dua lapisan, lapisan bawah berupa cairan putih keruh dan ada gelembung
gas. Lapisan atas berupa padatan putih. Pada percobaan ini terdapat padatan
putih yang mengapung. Seharusnya padatan ini mengendap. Padatan putih ini
berasal dari larutan aluminium sulfat direaksikan dengan larutan natrium
karbonat. Dalam hal ini natrium karbonat menetralkan asam yang dibebaskan pada
hidrolisis aluminium, dimana selain itu juga terbentuk gas CO2. Hal
ini sesuai dengan reaksi :
Al3+
(aq) + 3H2O (l) ↔ Al(OH)3↓(s)
+ 3H+ (aq)
CO32- (aq) + 2H+
(aq) → H2CO3 (aq) → H2O (l)
+ CO2↑ (g)
Pada
percobaan keempat yaitu ke dalam 2-3 mL larutan aluminium sulfat ditambahkan
pita magnesium, yang kemudian dihangatkan. Ketika pita magnesium belum dipanaskan
pita magnesium tersebut tidak larut dan disekitar pita magnesium tersebut
terdapat gelembung gas. Pita magnesium sukar larut pada saat belum dipanaskan
karena pita magnesium hanya akan bereaksi ketika terdapat panas
disekelilingnya. Setelah dipanaskan pita magnesium bereaksi dengan larutan
menyebabkan larutan menjadi keruh. Dalam hal ini pita magnesium akan bereaksi
karena pembakaran pita magnesium dilakukan didalam air dan reaksi akan
berterusan hingga pita magnesium tersebut habis. Pada reaksi ini seharusnya
terbentuk endapan, hal ini sesuai dengan persamaan reaksi:
[Al(H2O)6]3+
(aq) + H2O
(l) ↔ [Al(H2O)5(OH)]2+ (aq)
+ H3O+ (aq)
Mg (s) + 2H3O+ (aq)
→ Mg2+(aq) +
2H2O (l) + H2↑ (g)
Pada percobaan yang kelima dilakukan
reaksi, ke dalam larutan 2-3 mL aluminium sulfat ditambahkan natrium hidroksida
tetes demi tetes. Setelah direaksikan, larutan yang dihasilkan terbagi menjadi
tiga fasa. Lapisan pertama, larutan berwarna bening, lapisan kedua larutan
berupa gel, dan lapisan ketiga larutan berupa larutan yang berwarna putih
keruh. Endapan yang timbul dari campuran larutan ini adalah endapan putih
aluminium hidroksida, seperti pada reaksi: Al3+ (aq) +
3OH- (aq) → Al(OH)3↓ (s). Endapan
tersebut akan melarut dalam reagensia berlebihan dimana ion-ion
tetrahidroksaaluminat terbentuk, seperti pada reaksi:
Al(OH)3
(s) + OH- → [Al(OH)4]- (aq)
Selanjutnya yaitu percobaan yang
keenam, yakni ke dalam 2-3 mL larutan aluminium sulfat ditambahkan larutan
amonia tetes demi tetes. Setelah direaksikan, didapat larutan yang terbagi
menjadi dua lapisan. Larutan yang di atas berupa larutan encer, larutan yang
dibawah berupa gel. Dalam hal ini terdapat endapan hidroksida, gas ammonia yang
dilepaskan, serta dihasilkan air. Hal ini sesuai dengan reaksi:
Al(OH)4]-
(aq) + NH4+ (aq) → Al(OH)3↓ (s)
+ NH3↑ (g) + H2O (l)
Dan percobaan yang terakhir yaitu
direaksikan ke dalam 2-3 mL larutan aluminium sulfat serbuk EDTA. Setelah
direaksikan, pada saat cairan belum dipanaskan terdapat dua lapisan. Lapisan
bawah berwarna putih dan lapisan atas bening, dan tabung reaksi terasa dingin;
dalam hal ini terjadi reaksi endoterm. Namun, setelah cairan tersebut
dipanaskan, larutan berubah menjadi bening dan terdapat gelembung gas. Setelah
ditambahkan ammonia lautan menjadi keruh. Adapun rumus struktur kompleks EDTA
yaitu:
HCOOCCH2 CH2COOH
NCH2CH2N
HOOCCH2 CH2COOH
VIII. Kesimpulan
Dari percobaan yang telah
dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Spesies aluminium yang terdapat dalam padatan
aluminium sulfat hidrat adalah [Al(H2O)6]3+,
sedangkan spesies aluminium yang terdapat dalam larutan air adalah [Al(H2O)5(OH)]2+.
2.
pH untuk larutan
aluminium sulfat adalah 3 yang berarti bahwa larutan aluminium sulfat bersifat
asam.
3.
Natrium karbonat
berfungsi untuk menetralkan asam yang dibebaskan pada hidrolisis aluminium.
4.
Pita magnesium
sukar larut pada saat belum dipanaskan karena pita magnesium hanya akan
bereaksi ketika terdapat panas disekelilingnya
5.
Ketelitian dalam
praktikum ini cukup dibutuhkan karena jika tidak, maka hal ini akan berdampak
pada hasil akhir percobaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar