Nama Percobaan : Aldehid Oksidasi
Tujuan Percobaan : Untuk mendapatkan perbandingan bakteri yang terdapat
dalam
susu dengan jalan pemanasan.
Dasar Teori
Susu merupakan larutan yang
berisi protein, laktosa, mineral dan vitamin tertentu yang mengemulsi lemak dan
kasein, jika lemak dihilangkan dari susu tersebut diperoleh susu skim sedangkan
apabila kaseinnya diendapkan residu yang diperoleh disebut serum, komposisi
susu dapat beragam tergantung beberapa factor, akan tetapi angka rata-rata
untuk jenis kondisi dan jenis sapi perah adalah sebagai berikut :
Lemak :
3,9 %
Laktosa :
4,8 %
Air :
87,10 %
Protein :
3,4 %
Abu :
0,72 %
Adapun komposisi susu yang
terdapat dalam kandungan tersebut paling banyak yaitu lemak susu dan yang
keduanya adalah protein susu. Dan protein susu tersebut terbagi menjadi dua
kelompok utama yaitu kasein yang dapat mengalami denaturasi oleh panas pada
suhu kurang lebih 65oC.
Susu mempunyai kerapatan
antara 1,0260 dan 1,0320 pada suhu 20 oC, angka ini biasanya disebut
sebagai angka 26 dan 32, keragaman ini disebabkan karena perbedaan kandungan
lemak. Dan susu segar mempunyai pH antara 6,6 – 6,7 dan bila
terjadi cukup banyak
pengasaman oleh aktivitas bakteri, angka-angka ini akan menurun dengan nyata.
Tentu saja hal ini disebabkan karena aktivitas buffer fosfat, sitrat dan
protein yang biasanya ada dalam susu. Bila pH susu naik di atas pH 6,6 – 6,8
biasanya hal ini cukup untuk tanda adanya mastitis pada sapi, karena penyakit
ini menyebabkan perubahan keseimbangan mineral dalam susu tersebut.
Susu adalah suatu sekresi yang
komposisinya sangat berbeda dari komposis darah yang merupakan asal susu.
Misalnya susu kasein, laktosa yang disintesis oleh alveoli dalam kambing, yang
tidak terdapat di tempat manapun. Sejumlah darah harus mengalir melalui alveoli
dalam pembuatan susu, yaitu sekitar 50 kg darah dibutuhkan untuk menghasilkan
30 liter susu.
Mutu susu dapat dikategorikan sebagai berikut :
Kelas
|
Mutu
|
Keterangan
|
1
|
Sangat
Baik
|
Tidak berubah warnanya setelah
diuji selama 8 jam
|
2
|
Baik
|
Berubah
warnanya dalam waktu 6 jam sampai kurang dari 8 jam
|
3
|
Sedang
|
Berubah warnanya dalam waktu 2
jam sampai kurang dari 8 jam
|
4
|
Buruk
|
Berubah warnanya dalam waktu
kurang 2 jan setelah dimulainya diuji
|
Pada dasarnya uji metilen biru didasarkan pada kemampuan bakteri di dalam
susu untuk membunuh dan menggunakan oksigen yang terlarut sehingga menyebabkan
penurunan kakuatan oksidasi reduksi dari campuran tersebut akibatnya metilen
biru yang ditambahkan akan tereduksi menjadi metilen biru.
Jumlah koloni yang diperoleh dengan metode perhitungan cawan dengan waktu
reduksi yang menggunakan metode metal biru adalah sebagai berikut :
Waktu reduksi Metilen Biru (jam)
|
Perkiraan jumlah koloni (1 x 104
/mil)
|
0,5
– 3,5
|
80
atau lebih
|
4
|
40
|
4,5
|
25
|
5
|
15
|
5,5
|
10
|
6
|
6
|
6,5
– 8,0
|
2,5
|
8
|
1
|
IV.
Alat dan Bahan
a. Alat
yang digunakan : b.
Bahan yang digunakan :
- Tabung reaksi - Metilen blue
- Pipet tetes - Formaldehid
- Penangas air - Air
- Pengaduk - Susu kental
- Gelas ukur
- Beker gelas
V. Prosedur
Tabung
I :
Susu 5 ml di didihkan kemudian
di tambahkan 1 ml metal biru, lalu diinkubasi selama 10 menit, larutan berubah
menjadi biru muda, larutan tadi kemudian ditambahkan 1 ml formaldehyde dan
diinkubasi kembali sampai terjadi perubahan warna biru keputihan, dengan waktu
reduksi selama 60 menit.
Tabung
II :
Susu 5 ml ditambahkan 1 ml
metil biru diinkubasi selama 10 menit sehingga larutan berubah menjadi biru
muda. Larutan ini kemudian ditambahkan kembali dengan 1 ml formaldehyde,
kemudian diinkubasi kembali sampai terjadi perubahan warna menjadi biru
keputihan, proses ini memerlukan waktu reduksi selama 106 menit.
Tabung
III :
Susu 5 ml ditambahkan dengan 1
ml metal biru kemudian diinkubasi selama 10 menit, sehingga larutan berwarna
biru kemudian larutan tersebut ditambah kembali dengan 1 ml H2O, dan
diinkubasi kembali, proses ini tidak mengalami perubahan warna biru keputihan.
VI. Hasil Pengamatan
Tabung I :
Susu 5 ml di didihkan kemudian di tambahkan 1 ml metal biru, lalu
diinkubasi selama 10 menit, larutan berubah menjadi biru muda, larutan tadi
kemudian ditambahkan 1 ml formaldehyde dan diinkubasi kembali sampai terjadi
perubahan warna biru keputihan, dengan waktu reduksi selama 60 menit.
Tabung II :
Susu 5 ml ditambahkan 1 ml metil biru diinkubasi selama 10 menit sehingga
larutan berubah menjadi biru muda. Larutan ini kemudian ditambahkan kembali
dengan 1 ml formaldehyde, kemudian diinkubasi kembali sampai terjadi perubahan
warna menjadi biru keputihan, proses ini memerlukan waktu reduksi selama 106
menit.
Tabung III :
Susu 5 ml ditambahkan dengan 1 ml metal biru kemudian diinkubasi selama
10 menit, sehingga larutan berwarna biru kemudian larutan tersebut ditambah
kembali dengan 1 ml H2O, dan diinkubasi kembali, proses ini tidak
mengalami perubahan warna biru keputihan.
Tabung
|
5 % (menit)
|
10 %(menit)
|
20 %(menit)
|
30 %(menit)
|
1
|
253
|
203
|
196
|
107
|
2
|
287
|
232
|
201
|
135
|
3
|
290
|
260
|
244
|
166
|
VII. Reaksi
H H
R –C = O + H2O R
– C – OH
OH
Aldehid
H
R -C – OH + Mb R – C – OH +
MbH2
OH
VIII. Pembahasan
Pada proses pembarian
metal biru pada ketiga tabung untuk membarikan warna biru, tabung 1 mengalami
proses inkubasi terlabih dahulu selama t = 10 menit, sedangkan tabung II dan
III tidak mengalami proses inkubasi.
Setelah pembarian metal biru memberikan warna biru maka selanjutnya
diberikan formaldehyde pada tabung I dan II, sedangkan tabung III diberikan H2O
masing-masing sebanyak 1 ml. Setelah penambahan tersebut larutan diinkubasi
pada suhu konstan yaitu 40 oC, dikarenakan enzim bekerja pada suhu
tersebut. Proses inkubasi pada masing-masing tabung larutan menggunakan gabus
sebagai tutup tabung. Hal ini dimaksudkan karena enzim bekerja secara anaerob.
Selama proses pemanasan pada waktu 3 jam tabung I mengalami perubahan warna menjadi
biru keputihan terlebih dahulu, sedangkan tabung II pada waktu 3 jam 10 menit
baru mengalamu perubahan warna. Karena tabung I sebelum penambahan metil biru
diinkubasi terlebih dahulu sedangkan tabung II tidak, oleh karena itu proses
kerja enzim lebih cepat terjadi pada tabung I.
Pada tabung III tidak mengalami perubahan warna dikarenakan pada tabung
III hanya mengalami penambahan H2O, tidak mengalami penambahan
formaldehyde ini dimaksud agar enzim dapat bekerja merubah formaldehyde ini
menjadi asam karboksilat, sehingga proses perubahan warna susu dari biru
menjadi biru keputihan menjadi lebih
cepat.
Pada dasarnya uji metal biru didasarkan pada kemampuan bakteri didalam
susu untuk membunuh dan menggunakan oksigen yang terlarut, sehingga menyebabkan
penurunan kekuatan oksidasi reduksi dari campuran tersebut, akibatnya metilen
biru yang ditambahkan akan menjadi metilen biru keputihan.
Dari waktu reduksi metilen biru yang diperoleh dapat diperkirakan jumlah
koloni berdasarkan literature yang ada, yakni pada waktu 3 jam lebih maka
diperkirakan jumlah koloni yang ada adalah 80 x 104 per mil atau
lebih, sedangkan susu digunakan dapat dikategorikan susu yang bermutu sedang,
karena menurut literature perubahan warna reduksi dalam waktu 2 jam sampai
kurang dari 8 jam adalah bermutu sedang.
IX. Kesimpulan
1.Proses inkubasi pada masing-masing tabung larutan
menggunakan gabus sebagai tutup tabung,
Hal ini dimaksudkan karena enzim bekerja secara anaerob.
2.Pada tabung III tidak mengalami perubahan warna
dikarenakan pada tabung hanya
mengalami penambahan H2O, tidak mengalami penambahan formaldehyde ini dimaksud agar enzim
dapat bekerja merubah formaldehyde ini
menjadi asam karboksilat, sehingga proses perubahan warna susu dari biru menjadi biru keputihan menjadi lebih cepat.
3.Pada dasarnya uji metal biru didasarkan pada
kemampuan bakteri didalam susu untuk
membunuh dan menggunakan oksigen yang terlarut, sehingga menyebabkan penurunan kekuatan oksidasi
reduksi dari campuran tersebut, akibatnya
metilen biru yang ditambahkan akan menjadi metilen biru keputihan.
x. Daftar Pustaka
Lehninger.
1995. Dasar-dasar Biokimia. Jilid I Jakarta : PT.Erlangga
Poedjadi, Ana. 1994. Dasar-dasar Biokimia. Edisi Pertama. Jakarta : Universitas
Indonesia
Petunjuk
Praktikum Biokimia. Unsri
: PSB FKIP.