I.
Tujuan Umum : Mahasiswa memahami sifat oksidator halogen.
Tujuan
Khusus : a. Membuat air klor dan brom.
b. Mengidentifikasi klorin, bromin, dan iodin
dalam pelarut CCL4
c. Mengidentififkasi daya oksidator klorin,
bromin dan iodin.
II.
Dasar Teori
Asal kata halogen adalah bahasa Yunani yang
berarti produksi garam dengan reaksi langsung dengan logam. Karena
kereaktifannya yang sangat tinggi, halogen ditemukan di alam hanya dalam bentuk
senyawa. Konfigurasi
elektron halogen adalah ns2np5, dan
halogen kekurangan satu elektron untuk membentuk struktur gas mulia yang
merupakan kulit tertutup. Jadi atom halogen mengeluarkan energi bila menangkap
satu elektron. Jadi, perubahan entalpi reaksi X(g) + e → X-(g)
bernilai negatif. Walaupun afinitas elektron didefinisikan sebagai perubahan
energi penangkapan elektron, tanda positif biasanya digunakan. Agar
konsisten dengan perubahan entalpi, sebenarnya tanda negatif yang lebih tepat.
Afiinitas elektron khlorin (348.5 kJmol-1)
adalah yang terbesar dan fluorin (332.6 kJmol-1) nilainya terletak
di antara afinitas elektron khlorin dan bromin (324.7 kJmol-1).
Keelektronegativan fluorin adalah yang tertinggi dari semua halogen.
Karena halogen dihasilkan sebagai garam logam,
unsurnya dihasilkan dengan elektrolisis. Fluorin hanya berbilangan oksidasi -1
dalam senyawanya, walaupun bilangan oksidasi halogen lain dapat bervariasi dari
-1 ke +7. Astatin, At, tidak memiliki nuklida stabil dan sangat sedikit sifat
kimianya yang diketahui.
Fluorin memiliki potensial reduksi tertinggi (E
= +2.87 V) dan kekuatan oksidasi tertinggi di anatara molekul halogen. Flourin
juga merupakan unsur non logam yang paling reaktif. Karena air akan dioksidasi
oleh F2 pada potensial yang jauh lebih rendah (+1.23 V) gas flourin
tidak dapat dihasilkan dengan elektrolisis larutan dalam air senyawa
flourin. Karena itu, diperlukan waktu yang panjang sebelum unsur flourin dapat
diisolasi, dan F. F. H. Moisson akhirnya dapat mengisolasinya dengan
elektrolisis KF dalam HF cair. Sampai kini flourin masih dihasilkan dengan
reaksi ini.
Khlorin, yang sangat penting dalam industri
kimia anorganik, dihasilkan bersama dengan natrium hidroksida. Reaksi dasar
untuk produksi khlorin adalah elektrolisis larutan NaCl dalam air dengan proses
pertukaran ion. Dalam proses ini gas khlorin dihasilkan dalam sel di
anoda dan Na+
Bromin didapatkan dengan oksidasi Br-
dengan gas khlorin dalam air garam. Mirip dengan itu, iodin dihasilkan
dengan melewatkan gas khlorin melalui air garam yang mengandung ion I-.
Karena gas alam yang didapatkan di Jepang ada bersama di bawah tanah dengan air
garam yang mengandung I-, Jepang adalah negara utama penghasil
iodin.
Fluorin molekular memiliki titik didih yang
sangat rendah. Hal ini karena kesukaran polarisasinya akibat elektronnya
ditarik dengan kuat ke inti atom fluorin. Karena keelektronegativan fluorin
sangat besar (χ=3.98) dan elektron bergeser ke F, keasaman yang tinggi akan
dihasilkan pada atom yang terikat pada F. Karena jari-jari ionik F-
yang kecil, bilangan oksidasi yang tinggi distabilkan, dan oleh karena itu
senyawa dengan bilangan oksidasi rendah seperti CuF tidak dikenal, tidak
seperti senyawa seperti IF7 dan PtF6.
Pseudohalogen Karena ion sianida CN-,
ion azida N3- dan ion tiosianat, SCN-, dsb. membentuk
senyawa yang mirip dengan yang dibentuk ion halida, ion-ion tersebut disebut
dengan ion pseudohalida. Ion pseudohalida membentuk molekul pseudohalogen
seperti sianogen (CN)2, hidrogen sianda HCN, natrium tiosianat
NaSCN, dsb. Pengubahan kecil efek sterik dan elektronik yang tidak
mungkin dilakukan hanya dengan ion halida membuat pseudohalogen sangat
bermanfaat dalam kimia kompleks logam transisi. bergerak ke katoda bertemu
dengan OH- membentuk NaOH.
Polihalogen. Selain
molekul halogen biasa, molekul polihalogen dan halogen campuran seperti BrCl,
IBr, ICl, ClF3, BrF5, IF7 dsb juga ada. Anion
dan kation polihalogen seperti I3, I5-, I3+,
dan I5+, juga dikenal.
Walaupun dikenal banyak oksida biner halogen
(terdiri hanya atas halogen dan oksigen), sebagian besar senyawa ini tidak
stabil. Oksigen difluorida OF2 merupakan senyawa oksida biner
halogen yang paling stabil. Senyawa ini adalah bahan fluorinasi yang sangat
kuat dan dapat menghasilkan plutonium heksafluorida PuF6 dari logam
plutonium. Sementara oksigen khlorida, Cl2O, digunakan untuk
memutihkan pulp dan pemurnian air. Senyawa ini dihasilkan in situ dari
ClO3-, karena tidak stabil.
Asam hipokhlorit, HClO, asam
khlorit, HClO2, asam khlorat, HClO3, dan asam perkhlorat,
HClO4 adalah asam okso khlorin dan khususnya asam perkhlorat adalah
bahan pengoksidasi kuat sekaligus asam kuat. Walaupun asam dan ion analog dari
halogen lain telah dikenal lama, BrO4- baru disintesis
tahun 1968. Sekali telah disintesis ion ini tidak kurang stabil dibandingkan
ClO4- atau IO4-, menyebabkan orang
heran mengapa tidak disintesis orang sebelumnya. Walaupun ClO4-
sering digunakan untuk mengkristalkan kompleks logam transisi, bahan ini
eksplosif dan harus ditangani dengan hati-hati.
III.
Alat dan Bahan :
Alat :
1.
Tabung Uji reaksi
2.
Pipa bengkok
3.
Pemanas
4.
Kertas lakmus biru
Bahan :
1.
Larutan KBr 0,1 M
2.
Larutan I2
3.
Larutan KI
4.
Asam Sulfat Pekat
5.
Larutan Amilum
6.
Karbon Tetraklorida
7.
Larutan AgNO3
IV.
Cara Kerja
1.
Buatlah gas X dari air (klorin) Y dengan
cara : campurkan 1 gram NaCl dan 1 gram
MnO2 didalam tabung uji reaksi, tambahkan asam sulfat pekat sebanyak
2 ml dan alirkan gas yang terjadi ke dalam tabung uji reaksi lain (A-C) selama
satu menit untuk masing-masing tabung hingga nampak kemungkinan adanya
perubahan. (kerjakan dalam lemari asam). (Tabung uji reaksi A, B, dan C
masing-masing berisi aquadest 5 mL. Larutan KI 2 mL, larutan Kbr 2 mL. Dan
untuk tabung A setelah dialiri gas tersebut harus ditutup dengan sumbat untuk
keperluan uji klorin.
2.
Uji terhadap larutan A (air klorin Y)
a.
Masukkan sepotong kecil kertas lakmus
biru ke dalam larutan A.
b.
Masukkan 5 tetes larutan AgNO3
ke dalam tabung uji reaksi kemudian tambahkan 5 tetes larutan A dan amati
perubahan yang terjadi.
c.
Kedalam larutan 1-2 mL CCl4 masukkan
10 tetes larutan A, kemudian kocok campuran ini cukup kuat.
d.
Kedalam larutan 1 mL KI tambahkan 10
tetes larutan A, amati dan kemudian tambahkan 1-2 tetes amilum. Ulangi
perlakuan ini tetapi sebagai ganti amilum yaitu penambahan 2 mL CCl4 dan
dikocok.
e.
Kedalam larutan 1 mL KBr, tambahkan 10 tetes
larutan A kemudian 2 mL CCl4 dan dikocok.
3.
Uji hasil larutan B setelah dialiri gas
X, lakukan hal yang sama seperti pada (2d) dan bandingkan hasilnya.
4.
Uji hasil larutan C setelah dialiri gas
X, lakukan hal yang sama seperti pada (2e) dan bandingkan hasilnya.
V.
Hasil Pengamatan
No
|
Perlakuan
|
Hasil
Pengamatan
|
1.
2.
3.
4.
|
Serbuk NaCl +
MnO2 + H2SO4 pekat
Dialirkan
kedalam air (A)
Dialirkan
kedalam larutan KI (B)
Dialirkan
kedalam larutan KBr (C)
a.
Larutan A + kertas lakmus biru
b.
Larutan A + AgNO3
c.
Larutan A + CCl4
d.
Larutan A + KI + amilum
Larutan A + KI
+ CCl4
e.
Larutan A + KBr + CCl4
Larutan KI + gas X
a.
+ Amilum
b.
+ CCl4
Larutan KBr + gas X + CCl4
|
Menghasilkan
larutan yang terdapat gelembung-gelembung dan menghasilkan gas yang tak
berwarna.
Tidak ada
perubahan, Larutan tetap bening.
Menghasilkan
larutan berwarna kuning pekat.
Menghasilkan
larutan berwarna kuning bening.
Kertas lakmus
berubah menjadi pink, dengan larutan bening.
Larutan
berwarna putih keruh.
Larutan
memisah menjadi dua lapisan dan diatasnya terdapat gelembung.
Larutan tetap
berwarna bening.
Larutan tetap
berwarna bening tetapi terbagi menjadi 3 lapisan dengan lapisan yang berada
ditengah-tengah adalah gelembung.
Larutan tetap
bening, tetapi terbagi menjadi 2 lapisandengan gelembung sebagai pemisah
lapisan.
Larutan
berwarna kungin pekat.
Larutan
berwarna cokelat kehijauan.
Larutan
berubah mennjadi dua lapisan dengan lapisan atas berwarna kuning dan lapisan
bawah berwarna merah muda atau pink.
Larutan
terbagi menjadi dua lapisan dengan larutan atas berwarna bening dan larutan
bawah berwarna kuning.
|
VI.
Pembahasan
Halogen
artinya unsur pembentuk garam karena unsur-unsur ini mudah bereaksi dengan
logam membentuk garam (halogen dari kata halos artinya garam dan genos artinya
pembentuk). Halogen merupakan unsur nologam reaktif, sehingga unsure-unsur itu
tidak terdapat dalam keadaan bebas di alam. Senyawa halogen di alam merupakan
senyawa halide dengan tingkat oksidasi = -1.
Pada
perlakuan pertama yakni NaCl ditambahkan dengan MnO2 lalu
ditambahakan dengan H2SO4 pekat menghasilkan larutan
hitam yang terdapat gelembung-gelembung dan kemudan menghasilkan gas yang tak
berwarna. Lalu dilakukan lagi dengan mengalirkan air seharusnya pada saat ini
gas X yang dihasilkan dialirkan kedalam tabung A menghasilkan larutan tetap
bening namun terdapat uap pada dinding tabung. Kemudian Gas X dialirkan kedalam
tabung B yang berisi KI dan menghasilkan larutan berwarna kuning pekat dan
terbentuk uap. Dan terakhir gas X dialirkan kedalam tabung C yang berisi KBr
menghasilkan larutan yang berwarna kuning bening, dan juga terbentuk uap.
Pada
perlakuan kedua, Lakmus yang awalnya berwarna biru berubah menjadi berwarna
merah muda atau pink saat di masukkan kedalam tabung yang berisi larutan A. dan
kemudian Larutan A juga ditambah kan AgNO3 seharusnya menghasilkan
larutan berwarna utih keruh namun dalam percobaan ini yang dihasilkan berwarna
bening. Lalu Larutan A ditambahkan dengan CCl4 yang membuat larutan
berubah menjadi dua lapisan dengan lapisan atas terdiri dari
gelembung-gelembung dan lapisan bawah berwarna bening. Kemudian larutan A
ditambahkan KI dan amilum larutan yang dihasilkan adalah tetap berwarna bening,
lalu Ditambahlan dengan CCl4 larutan terpisah menjadi 3 lapisan
dengan lapisan yang paling tengah adalah gelembung-gelembung. Dan yang terakhir
KBr yang ditambhakan CCl4 menghasilkan larutan yang terbagi menjadi dua lapisan
dan adanya gelembung sebagai pemisahnya.
Terbentuknya
2 lapisan pada setiap tabung reaksi di atas, disebabkan karena adanya perbedaan
sifat kepolaran antara kloroform dan campuran larutan yang ada pada setiap
tabung reaksi tersebut, dimana kloroform merupakann senyawa yang bersifat
nonpolar yang disebabkan tidak adanya elektron bebas dalam molekulnya, sehingga
tidak dapat dilarukan oleh campuran yang ada dalam setriap tabung reaksi yang
sifatnya polar. Hal ini sesuai dengan yang ada pada literatur bahwa suatu
larutan akan larut jika dilarutkan ke dalam pelarut yang sifatnya sama, yang
berarti bahwa senyawa yang bersifat non polar akan dapat larut pada senyawa yang
bersifat non polar juga. Dalam percobaan ini diketahui iodin memiliki tingkat
kepolaran yang begitu rendah sehingga sebagian dari unsur ini dapat bereaksi
dengan kloroform dan juga diketahui bahwa fungsi AgNO3 yang digunakan adalah
untuk mengendapkan unsur-unsur halogen.
Dari
tabung di atas dapat terlihat bahwa tingkat kelarutan dari unsur halogen
semakin ke bawan semakin kecil (F>Cl>Br>I) hal ini sesuai dengan
keterangan data pada tabel sistem periodik bahwa dari atas ke bawah unsur-unsur
halogen semakin reaktif. Diketahui bahwa halogen cenderung larut dalam
pelarut-pelarut organik karena gaya tarik menarik antar molekul yang baru
terbentuk memiliki kekuatan yang sama dengan kekuatan ikatan yang diputus dalam
halogen dan pelarut. Selain itu Kelarutan juga ditentukan oleh kekuatan ikatan,
dimana kekuatan ikatan dari unsur halogen semakin berkurang dari atas ke bawah.
Agar zat lain bisa bereaksi dengan halogenalkana, maka ikatan karbon-halogen
harus diputus. Karena pemutusan semakin mudah dilakukan semakin ke bawah (mulai
dari fluorin sampai iodin), maka senyawa-senyawa semakin ke bawah golongan
halogen akan semakin reaktif. Kelarutan juga dipengaruhi oleh polaritas ikatan,
dimana dari keempat halogen fluorin-lah yang merupakan unsur yang paling
elektronegatif sedangkan iodin mempunyai sifat yang paling tidak
elektronegatif.
VII.
Kesimpulan
Dari percobaan ini dapat disimpulkan :
1.
Halogen adalah
kelompok unsur
kimia yang berada pada golongan 17 (VII
atau VIIA pada sistem lama) di tabel periodik.\
2.
Bromin
didapatkan dengan oksidasi Br- dengan gas khlorin dalam air garam
3.
Iodin
dihasilkan dengan melewatkan gas khlorin melalui air garam yang mengandung ion
I-.
4.
Kelarutan unsur
halogen cenderung semakin kecil F>Cl>Br>I karena dipengaruhi oleh
pengaruh kekuatan ikatan dan polaritas ikatan.
5.
Kekeruhan unsur
halogen dari atas ke bawah dalam satu golongan cenderung semakin besar
F
6. Keelektronegatifan unsur halogen semakin ke bawah semakin
berkurang, sehingga tingkat kepolarannya juga semakin ke bawah semakin
berkurang.
VIII. Daftar
Pustaka
Anonim.
2009. Halogen Alkana. http ://www.chem-is-try-org. (Diakses 22
April 2011).
Hadeli. L,
M. 2008. Buku Pedoman Praktikum Kimia Anorganik 1. Indralaya :
Universitas Sriwijaya
Sensus,
Mulya Setia. 2006. Kimia Untuk Kelas XII IPA. Jakarta: PT.
Intermedia Ciptanusantara.
Svehla, G.
1985. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif. Jakarta: PT.
Kalman Media Pusaka.
Tim Dosen
Kimia Anorganik I. 2009. Penuntun Praktikum Kimia AnorganikI.
Palu: KIP Universitas Tadulako.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar